Lompat ke konten

Hukum Bacaan Maad

    Secara garis besar, hukum bacaan mad terbagi menjadi dua cabang; mad thabi’i & mad far’i. Adapun mad far’i punya sejumlah hukum turunannya lagi. Berikut mengenai pembagian hukum bacaan mad yang dilansir dari buku Pelajaran Ilmu Tajwid.

    1. Mad Ashli / mad thobi’i
    Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
    – huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
    – huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
    – huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
    Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
    contoh : (QS An-Nas ayat 4) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ

    Huruf ya’ sukun (يْ) setelah harakat kasrah (ـِـ)

    ليْ ، تِيْ ، فِيْ , دِيْ

    Bacaan dari kanan ke kiri: lii-tii-fii-dii

    Contoh: (QS An-Nas ayat 5) فِيْ صُدُوْرِ

    Huruf wawu sukun (وْ) berada sesudah dhammah (ـُـ)

    رُوْ ، ذُوْ ، شُوْ ، ضُوْ

    Bacaan dari kanan ke kiri: ruu-dzuu-syuu-dhuu

    Contoh: (QS An-Nas ayat 1) قُلْ اَعُوْذُ

     2. Mad far’i
    Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

    1) Mad Wajib Muttashil
    Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
    Contoh : (QS Al-Baqarah ayat 6) سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ



    2) Mad Jaiz Munfashil
    Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
    Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
    Contoh : (QS Al-Baqarah ayat 12) اَلَآ اِنَّهُمْ



    3) Mad Aridh Lisukuun
    Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
    Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
    Contoh : (QS Al-Fiil ayat 1) بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ


    4) Mad Badal
    Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
    Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
    Contoh : (QS Ali Imran ayat 186) اُوْتُوا


    5) Mad ‘Iwad
    Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
    Panjangnya 2 harokat (1 alif).
    Contoh : (QS An-Nisa ayat 1) كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً



    6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
    Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
    Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
    Contoh : (Surat Yunus ayat 91) اٰۤلْـٰٔنَ



    7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
    Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
    Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
    Contoh : (Surat Yunus ayat 91) اٰۤلْـٰٔنَ



    8) Mad Lazim Harfi Musyba’
    Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Sama dengan mad lazim harfi mukhaffaf yang berada di permulaan surat, tetapi bedanya terdapat delapan huruf; huruf nun (ن), huruf qaf (ق), huruf shad (ص), huruf ain (ع), huruf sin (س), huruf lam (ل), huruf kaf (ك), dan huruf mim (م).

    Panjang bacaan untuk mad lazim mutsaqal harfi sampai enam harakat, dengan contoh pada salah satu ayat Al-Qur’an pada Surat Al-Qalam ayat 1 – نۤ

    9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
    Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an.

    Apabila ada huruf yang enam; huruf ha (ح), huruf ya’ (ي), huruf tha’ (ط), huruf alif (ا), huruf Ha (ه), dan huruf ra’ (ر) di awal surat yang terdiri dari satu atau beberapa huruf yang terletak pada awal surat. Cara bacanya hanya sepanjang dua harakat saja. Contoh: (QS Yunus ayat 1) الۤرٰ

    10) Mad Layyin
    Mad ini terjadi bila :
    huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
    Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
    Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

    Apabila ya’ sukun (يْ) atau wawu sukun (وْ) terletak setelah huruf yang berharakat fathah (ـَـ) dan bertemu huruf hidup yang diwaqafkan. Cara bacanya bisa dipajangkan dua harakat, empat harakat, dan enam harakat.
    Contoh : (QS Quraisy ayat 4) مِّنْ خَوْفٍ



    11) Mad Shilah
    Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
    Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
    Mad shilah terbagi 2, yaitu :

    a) Mad Shilah Qashiroh
    Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
    Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
    Contoh : (QS Al-Qariah ayat 9) فَاُمُّهٗ



    b) Mad Shilah Thowilah
    Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
    Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).
    Contoh : (QS Al-Baqarah ayat 255) عِنْدَهٗٓ اِلَّا


    12) Mad Farqu
    Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
    Panjangnya 6 harokat.
    Contoh : (QS Al-An’am ayat 143) قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ



    13) Mad Tamkin
    Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
    Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
    Contoh : (QS Al-Baqarah ayat 61) النَّبِيّٖنَ